Friday, March 9, 2007

Kenapa Indonesia Bangkrut

ANALISA SEORANG PETANI TERHADAP KESALAHAN ANGKATAN 1966

Kenapa hidup untuk hidup dinegeri ini sangat sulit……..

Kenapa sulit untuk mencari sesuap nasi dinegeri ini……..

Tanya Kenapa !!!!!

Dalam pandangan saya sebagai seorang petani (sekolah pertanian tapi ngak punya lahan untuk bertani dan ngak mendapatkan pekerjaan dibidang pertanian walaupun tinggal di propinsi gudang perkebunan) penyebab utama untuk mencari jawaban dari pernyataan diatas adalah karena kesalahan pundamental angkatan 1966 dalam mengelola ekonomi Indonesia, mau bukti simak terus analisa saya sebagai berikut :

  1. Dasar kehidupan masyarakat kita adalah pertanian (petani dan nelayan) mulai dari Sabang sampai ke Merauke, nenek moyang kita petani tetapi oleh angkatan 1966 (cikal bakal ORDE BARU pimpinan Mantan Presiden SOEHARTO) dasar itu mau diubah menjadi Negara Industri, apa yang terjadi “masih ingat tragedi beras ketan (pesawat CN235 ditukar dengan beras ketan dari Negara Gajah Putih)”. Seandainya biaya yang dikeluarkan untuk IPTN bertahun-tahun tersebut di alihkan untuk membangun persawahan baru tentu akan lebih menciptakan lapangan kerja. Lihatlah Vietnam Negara yang hancur akibat perang tahun 1970an dapat menjadi Negara pengekspor beras didunia, mereka tidak pernah bermimpi mau buat pesawat sendiri cukup dengan membuat beras sendiri, mereka sadar bahwa beras lebih penting dari pada pesawat tetapi angkatan 1966 lebih mementingkan pesawat dari pada beras. Seharusnya kita malu, saya masih ingat ketika saya dikelas 4 Sekolah Dasar guru pernah bilang bahwa pada tahun 2000 indonesia sudah seperti Negara Jepang jadi Negara Industri. Nyatanya apa!. Angkatan 1966 penghancur kehidupan petani di negeri ini, lihatlah sawah yang subur dikonversi menjadi pabrik sepeda motor, pabrik mobil, pabrik elektonik, lapangan golf, apa yang diharapkan dari konversi lahan ini ! Ngak ADA……….selain pemborosan.
  2. Angkatan 1966 menciptakan system sentralistrik, mulai dari Politik, Pemerintahan, Pendidikan dan sebagainya yang menyebabkan timbulnya ketimpangan social ekonomi. Seandainya system politik angkatan 1966 menganut seperti angkatan 1945 atau angkatan 1997 tentu kebijakan akan lebih berpihak kepada masyarakat banyak tidak kepada sekelompok orang, begitu juga dengan system pemerintahan. Yang paling membuat keterpurukan adalah terpusatnya system pendidikan, mau bukti ……, angkatan 1966 membangun perguruan tinggi tidak pada tempatnya, ambil saja salah satu contoh berikut, kenapa Propinsi Riau yang kaya akan industri perminyakan dan gas bumi dan kehutanan tetapi di Universitas Riau tidak ada Fakultas Perminyakan dan fakultas Kehutanan …, karena memang angkatan 1966 tidak mengharapkan putra sakai, putra talang mamak, putra kubu menjadi enginer perminyakan dan enginer kehutanan (kenapa fakultas perminyakan dan kehutanan harus ada di univertas di pulau jawa sementara orang tua miskin di Riau tidak akan sanggup mengirimkan anaknya ke pulau Jawa!), coba kita bayangkan jika putra Sakai, Putra Kubu dan Putra Talang Mamak menjadi Enginer Perminyakan atau Enginer Kehutanan tentu pengelolaan BBM dan Hutan akan lebih manusiawi kenapa karena memang mereka lahir dan besar sangat bersahabat dengan alam!!!!. Jadi system sentalistik membuat pembodohan kepada masyarakat termasuk saya……menurut Tantowi Yahya kebodohan dekat dengan kemiskinan….makanya angkatan 1966 telah membodohkan masyarakat Indonesia dan membuat miskin.
  3. Angkatan 1966 telah menciptakan masyarakat yang boros, serakah dan materialistrik. Menurut angkatan 1966 untuk menjadi Indonesia yang makmur maka seluruh sumber daya alam harus dikuras dengan serakah, Tambang minyak dan Gas Bumi dikuras, hutan dikuras, laut dikuras, Persawahan dikuras hanya dalam tempo 30 tahun semuanya hancur. Cara-cara pengelolaan yang tidak alamiah (tidak berwawasan alam) ini telah menciptakan individu-individu yang serakah dan boros (secara tidak langsung alam membalas, alam dengan sendirinya menciptakan manusia-manusia serakah dan boros). Mau contoh .., untuk pembukaan pertambangan, perkebunan, kehutanan, perkampungan baru (transmigrasi atau ada yang menyebutnya sebagai jawanisasi) angkatan 1966 telah meluluh lantakkan berjuta-juta hektar hutan dinegeri ini, alam membalas dengan :
  • Pemanasan global, perubahan iklim, apa hubungannya dengan boros dan serakah, kita berlomba-lomba memasang Air Condisioner baik dirumah maupun di kendaraan. Kita berlomba-lomba membeli krim anti radiasi sinar matahari, kita malas berjalan kaki, kita berlomba-lomba membeli es krim, sofdrink, benar ngak…..
  • Pendangkalan sungai, banjir – banjir , tanah longsor apa hubungan dengan pemborosan dan serakah, kita beramai-ramai ngungsi, beramai-ramai membeli mie instant (bahan baku import), membeli tenda, membeli perabotan baru, cat rumah baru, pembersih lantai dan lain sebagainya.
  • Kasus Lumpur Lapindo, pemborosan!!sangat-sangat pemborosan……
  • Terciptanya perkampungan baru (transmigrasi) akibat perpindahan masyarakat dari pulau jawa yang konon sampai berjuta-juta jiwa keluar pulau jawa dan berbondong-bondongnya masyarakat luar pulau jawa ke jawa untuk mencari kerja di bekas persawahan yang jadi pabrik, apanya yang boros! Kita harus membeli kendaraan umum, pribadi, membangun jalan baru, membeli kapal-kapal penumpang, harus membeli pesawat bekas (jatuh pula) untuk mobilisasi masyarakat ini jika pulang kampung (budaya kita yang selalu ingin ngumpul sama keluarga).
  • Dengan mobilisasi masyarakat kita yang tinggi dan sifat yang ingin ngumpul maka kita boros di BBM, Biaya transportasi (satu keluarga bisa memiliki 2 kendaraan bermotor), biaya komunikasi (satu keluarga bisa mempunyai 4 Handphone) dan lain sebagainya

Dengan contoh-contoh diatas apakah angkatan 1966 tidak menciptakan masyarakat yang serakah dan boros.


Seandainya waktu bisa di putar, entahlah……

Kenapa saya dilahirkan tahun 1973, kenapa saya tidak dilahirkan bersamaan dengan bung Akbar Tanjung, Bung Fahmi Idris, Bung – Bung yang lain (dengan asumsi telah menikmati dengan serakah kekayaan Indonesia ini bersama angkatan 1966nya….
Atau
Kenapa saya tidak dilahirkan sekarang (dengan asumsi saya akan mendapat kehidupan yang lebih baik 10-15 tahun kedepan, jika gaya pemerintahan Bung SBY dapat dipertahankan)

Lalu timbul pertanyaan bagi pembaca, kenapa saya menyalahkan angkatan 1966 , jawabannya sangat sederhana yaitu saya dan generasi saya yang merasakan akibatnya baik dari segi politik, social dan ekonomi dari kesalahan pola pembangunan ORDE BARU dibawah pengawasan Angkatan 1966 (Angkatan yang merobohkan ORDE LAMA). Lalu timbul pertanyaan kenapa harus angkatan 1966 buka penguasa ORDE BARU, Penguasa ORDE BARU tercipta karena Angkatan 1966, bukankah pencipta harus lebih bertanggung jawab dari pada ciptaannya. Sebagai ilustrasi bagi pembaca “saya petani, sekolah saya pertanian, ketika saya ingin bertanam padi disawah warisan ibu saya, saya ngak sanggup karena biaya produksi lebih besar dari harga jual hasil panen, ketika saya ingin menyadap karet dikebun karet peninggalan orang tua saya ngak bisa karena kebunnya sudah diambil oleh pemerintah untuk lahan pangan warga transmigrasi, ketika saya ingin membuka hutan untuk bertanam karet ngak bisa karena hutan di sekeliling kampung sudah dikuasai oleh HPH, lalu saya mau ngapain…

Pingin jadi pegawai pemerintah umur sudah lewat……..
Pingin bekerja diperkebunan disekitar kampung saya, ngak bisa lowongan sudah penuh untuk warga transmigrasi…..
Pingin kerja di HPH eh….. kayunya udah habis 5 tahun yang lalu…

Pingin jadi pengusaha, ngak punya modal uang…….

Lalu saya mau apa…………..

Seandainya Angkatan 1966 bisa ditutut akan saya tuntut tapi….., biarlah ALLAH yang menghukum……………………

Semoga saya membaik, amin

No comments: