Saturday, March 10, 2007

Petani pahlawan yang dianggap tidak berjasa

Mulailah menghargai jasa Petani.

Pertanian, sebuah kata yang terlalu sering di dengungkan sehingga sudah tidak berarti dimata kita, sebuah kata yang sudah tidak bermakna jika dibandingkan dengan kata-kata industri, teknologi. Pertanian sudah dianggap hanya sebuah kegiatan kecil-kecilan dan dianggap siapa saja bisa melakukannya, tidak perlu pendidikan tinggi, tidak perlu pengalaman, tidak perlu skill khusus, tidak seperti halnya industri dan teknologi.

Sekurang-kurangnya 3 kali sehari kita pasti berhadapan dengan pertanian, ketika kita sarapan kita berhadapan dengan hasil pertanian, ketika makan siang dan makan malam. Pernahkah kita berpikir dan mengingat ketikan itu bahwa yang kita makan itu ada yang mengelola, membudidayakannya serta membuatnya sampai bisa dihidangkan dihadapan kita, saya yakin tidak karena apa terlalu rendah dan murah membicarakannya.

Hanya untuk menyegarkan ingatan orang yang telah sangat berjasa tersebut adalah PETANI.

Petani, mempunyai fungsi yang fital di dalam system kehidupan kita, ingat bahwa pangan merupakan kebutuhan pokok utama dalam kehidupan manusia, jadi, petani sebenarnya sumber kehidupan dan kelangsungan hidup bangsa ini, coba bayangkan kita hidup tanpa petani, apakah kita masih bisa memikirkan iptek, teknologi, industri, impossible. Tanpa pangan kita ngak akan bisa berbuat apa-apa, jadi sebenarnya tanpa petani kita tidak akan bisa berbuat yang lain.

Sebegitu pentingnya PETANI sampai-sampai PBB mempunyai badan yang bernama FAO, badan yang mengurusi persoalan pangan, tetapi kenapa petani masih terpinggirkan?.

Lihat kehidupan petani dan keluarganya dinegeri ini, miskin, melarat dan serba kekurangan, lalu timbul pertanyaan, kenapa ?.

Karena negara tidak pernah memperhatikan nasib mereka, pada jumlahnya hampir 70% dari total penduduk negeri ini, seluruh sendi kehidupan petani diatur oleh pemerintah. Harga jual gabah dan beras diatur, harga jual tebu diatur, harga jual cengkeh diatur, harga jual tembakau diatur, harga jual kopra diatur, harga jual TBS sawit diatur, harga jual Karet diatur dan masih banyak lagi lainnya. Kenapa harga industri bisa ditentukan oleh industri itu sendiri (hasil industri yg dibutuhkan petani), kenapa tidak diatur oleh pemerintah.
Pernahkah petani menerima subsidi dari pemerintah, mungkin ada tapi nilainya sangat kecil, subsidi BBM ngak pernah diterima petani kenapa karena petani memakai kayu bakar, Subsidi listrik ngak pernah mereka nikmati karena memang listrik belum masuk ke desa mereka, subsidi pupuk mungkin dinikmati tapi hanya kecil lebih banyak dinikmati perusahaan perkebunan besar dari pada petani, subsidi perumahan tak pernah mereka nikmati karena developer membangun rumah hanya diperkotaan tidak pernah dipedesaan, jadi memang nasib petani tidak pernah dipertahikan.

Pemerintah tidak adil, satu sisi hasil petani dianggap penting tapi disisi lain nasibnya ngak pernah diperhatian. Cobalah kita bandingkan dengan Negara tetangga kita Thailand dan Vietnam. Petaninya hidup serba berkecukupan, maukah pemerintah kita belajar dari sana, Petani pahlawan yang ngak pernah dianggap berjasa, Wallahwualam.

No comments: